LKM SUBUR MAKMUR KUNJUNGI BANK SAMPAH BANTUL YOGYAKARTA
Memiliki luas wilayah 878.567 ha di sebelah
utara berbatasan dengan Desa Bulan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Mrisen, sebelah timur berbatasan dengan Desa Juwiring, sedangkan sebelah barat
berbatasan dengan Desa Tlobong. Desa Pundungan terbagi dalam 6 RW dan 14 RT,
memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 795 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 912 jiwa. Nilai sosial yang dalam masyarakat yang menonjol adalah
gotongroyong dan siskamling sedangkan potensi dari segi ekonomi masyarakat Desa
Pundungan adalah merupakan sentra dari pembuatan alat-alat dapur. Pola
penyebaran informasi masyarakat adalah melalui pertemuan-pertemuan rutin,
undangan maupun siaran melalui masjid, sedangkan waktu sibuk masyarakat adalah
siang hari dan sore hari merupakan waktu luang masyarakat.
LKM Desa Pundungan bernama LKM Subur
Makmur beranggotakan 13 orang terdiri dari 8 laki-laki dan 5 oarang perempuan,
sebagai Koordinator LKM adalah Danang Setiawan, SE. Kondisi LKM sampai saat ini
masih bekerja sesuai dengan tupoksi mereka sebagai LKM dan hubungan antar
anggota LKM juga solid. Para anggota LKM
menempatkan diri mereka sebagai anggota LKM dalam kegiatan yang berhubungan
dengan PNPM-MP di Desa Pundungan. Pagu dana BLM untuk Desa Pundungan tahun 2012
adalah sebesar Rp. 50.000.000. untuk tahun pertama yang sudah anggaran 2010 Kegiatan
sosial dilakukan untuk Pelatihan Kue dan Jahit.
Sabtu (19/5/2012 ) LKM Subur Makmur
Desa Pundungan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten melakukan kegiatan kunjungan
ke Bank Sampah dan Griya Jamur Bantul Yogyakarta untuk melihat secara langsung
apa yang ada di bank Sampah Gemah Ripah dan Griya Jamur.
Memang ini keinginan LKM sejak lama untuk
bisa studi banding terkait dengan masalah sampah dan usaha budidaya jamur,
dengan adanya program PNPM Mandiri Perkotaan yang ada di Desa ini sudah hampir
empat tahun belum melakukan kegiatan studi banding”, kilah Danang
Dia menambahkan dengan
adanya kegiatan ini nantinya apa yang akan kita lakukan di desa ini bisa
benar-benar bisa dijalankan dengan baik terkait dengan masalah masyarakat kami
sendiri karena jira mendengan sampah sudah tidak tertarik lagi bahkan tidak
memperhatikan sekelilingnya. Maka dalam rangka studi banding ini kami mengajak
semua Pak RT/RW dan perangkat untuk menyamakan persamaan pandangan dan pikiran
terkait dengan sampah ini maka kami ajak ke Bank Sampah ini,” Tambahnya.
Dalam sambutannya Bambang Suwerda, STT,
MSi sebagai pengagas dan pendiri Bank Sampah Gemah Ripah merupakan suatu sistem
yang dirancang pertama kali di Indonesia seperti pengelolaan sampah yang
dirancang seperti mekanisme kerja di perbangkan dimana masyarkat dapat menabung
sampah yang dibuktikan adanya nomor rekening dan buku rekening tabungan sampah.
Karena sampah merupakan konsekuensi diri adanya kegiatan manusia yang begitu
ragam. Setiap kegiatan manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah volume dan
pengunaan berbanding lurus dengan tingkat konsumsi barang yang digunakan sehari-hari
dan jenis sampah juga sangat bergantung dari material yang konsumsi. Maka dalam
melakukan tahapan mengelola Sampah di Bank Sampah adalah dengan melakukan 5M: Pertama, Mengurangi sampah. Kedua, Memilah
sampah Ketiga, Memanfaatkan sampah. Keempat, Mendaurulang sampah. Kelima, Menabung
sampah.
Itulah yang disampaikan secara diskusi
oleh Bambang Suwerda saat menerima kunjungan dari LKM Subur Makmur. Selanjutnya
langsung kelapangan dan tempat Bank Sampah yang tempatnya tidak jauh dari
tempat diskusi aula Bank Sampah. Dalam hal ini banyak kegiatan yang dilakukan
di Bank Sampah mulai dari tempat untuk menabung dan mengumpulkan sampah juga
ada teller Bank Sampah layaknya Bank-Bank yang ada, tetapi ini menerimnya bukan
uang tetapi para nasabah nabungnya Sampah sudah dipilah-pilah mulai dari yang sampah
plastik dan sisa makanan yang bisa dijadikan pupuk. Bank Sampah ini sudah
menjamur setiap kota
dari data yang ada setiap kota
sudah mulai mengunakan konsep ini perkat Bank Sampah yang sering diundang
diberbagai Organanisasi maupun Lembaga Pemerintahan.
Bahkan saat bertemu dengan Menteri
Lingkungan Hidup nantinya setiap kota
yang akan mendapatkan Adipura harus mempunyai Bank Sampah yang seperti digagas
oleh Bank Sampah Gemah Ripah Bantul ini. Dan Bank ini sudah banyak mendapatkan
penghargaan seperti Zero to hero metrotv, serta penghargaan dari luar negeripun
banyak. Yang menarik dari kunjungan ini sampah dijadikan berbagai kerajinan
seperti Tas dan souvenir lainya. Bank sampah ini juga mempunya Distro yang
diberinama green, untuk memamerkan segala kerajinan dari sampah.
WANITA-WANITA KREATIF DARI DESA
Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten syarat dengan Usaha Kecil
Menengah dan beberapa Usaha Produksi Rumahan yang banyak dikelola oleh kaum
perempuan hal ini bisa kita lihat dibeberapa daerah yang ada diseluruh
kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten.
Contoh di Desa Pundungan Kecamatan Juwiring Kabupaten
Klaten kita bisa menyaksikan banyak ibu-ibu dari yang setegah baya dan tua sibuk
beraktifitas dirumah masing-masing terkait dengan kegiatan seperti melakukan
pembuatan keset, panggangan sate, serta parut kelapa dan ada yang juga membuat
beberapa usaha makanan kecil bahkan kue yang selalu disebar ke pasar
tradisional dan beberapa pesanan untuk kegiatan hajatan serta mantenan dari
berbagai desa lain dan luar daerah seperti Kabupaten Sukoharjo, Wonogiri, dan Karanganyar
bisanya juga mengunakan produk dan kerajinan yang dilakukan perempuan tangguh
ini dari Desa Pundungan.
Desa
Pundungan yang begitu kecil ditengah kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten yang
luas wilayah hanya 878.567 Ha
dengan batas wilayah utara desa bulan dan Desa Tlobong Kecamatan Delanggu, serta selatan Desa
Mrisen. Desa Pundungan ini mulai mendapatkan Program PNPM Mandiri Perkotaan
sejak 2008 dan kalau dihitung tahun baru berumur 4 tahunan ini yang diberi nama
LKM Subur Makmur Desa Pundungan, tak heran yang Desa hanya sekecil
ini yang di huni 6 RW serta 14 RT serta terdiri dari 2 Dusun ini yang mempunyai
penduduk sekitar 1.440 jiwa ini mempunyai sekitar perempuan 644 jiwa ini mampu
melakukan pemberdayaan kegiatan usaha rumah tangga perempuan di Desa Pundungan
ini.
Seperti yang dilakukan
oleh beberapa perempuan tangguh dari
desa Pundungan ini yang melakukan kegiatan pembuatan usaha rumah tangga di rumah
Ibu Nur Supanti Rahayu salah satunya pembuatan
produk Parut Kelapa yang bertempat di RT. 03 RW. 03 Desa Pundungan. Dia
melakukan kegiatan ini sudah hampir 30 tahun karena usaha ini dilakukan turun
temurun yang dulu sudah dilakukan oleh nenek dan ibunya karena keduanya sudah
meninggal maka dia melanjutkan kebiasaan hal tersebut untuk mendapatkan uang
yang dipergunakan untuk membiayai kehidupan bersama anak-anak dan suaminya.
Dalam kegiatan ini para perempuan ini melakukannnya
dengan senang hati karena mempunyai kesibukan yang ada hasilnya yang bisa untuk
tambahan biaya kehidupan keluarganya. Untuk kegiatan ruamhan ini dilakukan di waktu pagi sampai malam karena kebanyakan
dirumah masing-masing. Dengan adanya kegiatan ini perempuan-perempuan ini tetap
dirumah sambil melayani anak-anak dan suami bukan meninggalkannya itulah
senangnya keluarga karena dengan bersama bisa mendapatkan sesuatu yang digunkan
untuk tambahan uang belanja. Dan jika ada banyak orderan sampai semua anak suamipun ikut menyibukan membantu para
perempuan-perempuan ini dirumhannya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar