Mengenal lebih Dekat

MENGENAL LEBIH DEKAT

Senin, 13 Februari 2012

CeritaKoe


LKM SUBUR MAKMUR KUNJUNGI  BANK SAMPAH BANTUL YOGYAKARTA
        
Memiliki luas wilayah 878.567 ha di sebelah utara berbatasan dengan Desa Bulan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mrisen, sebelah timur berbatasan dengan Desa Juwiring, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Tlobong. Desa Pundungan terbagi dalam 6 RW dan 14 RT, memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 795 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 912 jiwa. Nilai sosial yang dalam masyarakat yang menonjol adalah gotongroyong dan siskamling sedangkan potensi dari segi ekonomi masyarakat Desa Pundungan adalah merupakan sentra dari pembuatan alat-alat dapur. Pola penyebaran informasi masyarakat adalah melalui pertemuan-pertemuan rutin, undangan maupun siaran melalui masjid, sedangkan waktu sibuk masyarakat adalah siang hari dan sore hari merupakan waktu luang masyarakat.
LKM Desa Pundungan bernama LKM Subur Makmur beranggotakan 13 orang terdiri dari 8 laki-laki dan 5 oarang perempuan, sebagai Koordinator LKM adalah Danang Setiawan, SE. Kondisi LKM sampai saat ini masih bekerja sesuai dengan tupoksi mereka sebagai LKM dan hubungan antar anggota LKM juga solid. Para anggota LKM menempatkan diri mereka sebagai anggota LKM dalam kegiatan yang berhubungan dengan PNPM-MP di Desa Pundungan. Pagu dana BLM untuk Desa Pundungan tahun 2012 adalah sebesar Rp. 50.000.000. untuk tahun pertama yang sudah anggaran 2010 Kegiatan sosial dilakukan untuk Pelatihan Kue dan Jahit.
Sabtu (19/5/2012) LKM Subur Makmur Desa Pundungan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten melakukan kegiatan kunjungan ke Bank Sampah dan Griya Jamur Bantul Yogyakarta untuk melihat secara langsung apa yang ada di bank Sampah Gemah Ripah dan Griya Jamur.
Memang ini keinginan LKM sejak lama untuk bisa studi banding terkait dengan masalah sampah dan usaha budidaya jamur, dengan adanya program PNPM Mandiri Perkotaan yang ada di Desa ini sudah hampir empat tahun belum melakukan kegiatan studi banding”, kilah Danang
Dia menambahkan dengan adanya kegiatan ini nantinya apa yang akan kita lakukan di desa ini bisa benar-benar bisa dijalankan dengan baik terkait dengan masalah masyarakat kami sendiri karena jira mendengan sampah sudah tidak tertarik lagi bahkan tidak memperhatikan sekelilingnya. Maka dalam rangka studi banding ini kami mengajak semua Pak RT/RW dan perangkat untuk menyamakan persamaan pandangan dan pikiran terkait dengan sampah ini maka kami ajak ke Bank Sampah ini,” Tambahnya.
Dalam sambutannya Bambang Suwerda, STT, MSi sebagai pengagas dan pendiri Bank Sampah Gemah Ripah merupakan suatu sistem yang dirancang pertama kali di Indonesia seperti pengelolaan sampah yang dirancang seperti mekanisme kerja di perbangkan dimana masyarkat dapat menabung sampah yang dibuktikan adanya nomor rekening dan buku rekening tabungan sampah. Karena sampah merupakan konsekuensi diri adanya kegiatan manusia yang begitu ragam. Setiap kegiatan manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah volume dan pengunaan berbanding lurus dengan tingkat konsumsi barang yang digunakan sehari-hari dan jenis sampah juga sangat bergantung dari material yang konsumsi. Maka dalam melakukan tahapan mengelola Sampah di Bank Sampah adalah dengan melakukan 5M:  Pertama, Mengurangi sampah. Kedua, Memilah sampah Ketiga, Memanfaatkan sampah. Keempat, Mendaurulang sampah. Kelima, Menabung sampah.
Itulah yang disampaikan secara diskusi oleh Bambang Suwerda saat menerima kunjungan dari LKM Subur Makmur. Selanjutnya langsung kelapangan dan tempat Bank Sampah yang tempatnya tidak jauh dari tempat diskusi aula Bank Sampah. Dalam hal ini banyak kegiatan yang dilakukan di Bank Sampah mulai dari tempat untuk menabung dan mengumpulkan sampah juga ada teller Bank Sampah layaknya Bank-Bank yang ada, tetapi ini menerimnya bukan uang tetapi para nasabah nabungnya Sampah sudah dipilah-pilah mulai dari yang sampah plastik dan sisa makanan yang bisa dijadikan pupuk. Bank Sampah ini sudah menjamur setiap kota dari data yang ada setiap kota sudah mulai mengunakan konsep ini perkat Bank Sampah yang sering diundang diberbagai Organanisasi maupun Lembaga Pemerintahan.
Bahkan saat bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup nantinya setiap kota yang akan mendapatkan Adipura harus mempunyai Bank Sampah yang seperti digagas oleh Bank Sampah Gemah Ripah Bantul ini. Dan Bank ini sudah banyak mendapatkan penghargaan seperti Zero to hero metrotv, serta penghargaan dari luar negeripun banyak. Yang menarik dari kunjungan ini sampah dijadikan berbagai kerajinan seperti Tas dan souvenir lainya. Bank sampah ini juga mempunya Distro yang diberinama green, untuk memamerkan segala kerajinan dari sampah.






            WANITA-WANITA KREATIF DARI DESA
           Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten syarat dengan Usaha Kecil Menengah dan beberapa Usaha Produksi Rumahan yang banyak dikelola oleh kaum perempuan hal ini bisa kita lihat dibeberapa daerah yang ada diseluruh kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten.
            Contoh di Desa Pundungan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten kita bisa menyaksikan banyak ibu-ibu dari yang setegah baya dan tua sibuk beraktifitas dirumah masing-masing terkait dengan kegiatan seperti melakukan pembuatan keset, panggangan sate, serta parut kelapa dan ada yang juga membuat beberapa usaha makanan kecil bahkan kue yang selalu disebar ke pasar tradisional dan beberapa pesanan untuk kegiatan hajatan serta mantenan dari berbagai desa lain dan luar daerah seperti Kabupaten Sukoharjo, Wonogiri, dan Karanganyar bisanya juga mengunakan produk dan kerajinan yang dilakukan perempuan tangguh ini dari Desa Pundungan.
            Desa Pundungan yang begitu kecil ditengah kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten yang luas wilayah hanya 878.567 Ha dengan batas wilayah utara desa bulan dan Desa Tlobong Kecamatan Delanggu, serta selatan Desa Mrisen. Desa Pundungan ini mulai mendapatkan Program PNPM Mandiri Perkotaan sejak 2008 dan kalau dihitung tahun baru berumur 4 tahunan ini yang diberi nama LKM Subur  Makmur  Desa Pundungan, tak heran yang Desa hanya sekecil ini yang di huni 6 RW serta 14 RT serta terdiri dari 2 Dusun ini yang mempunyai penduduk sekitar 1.440 jiwa ini mempunyai sekitar perempuan 644 jiwa ini mampu melakukan pemberdayaan kegiatan usaha rumah tangga perempuan di Desa Pundungan ini. 
Seperti yang dilakukan oleh beberapa perempuan tangguh  dari desa Pundungan ini yang melakukan kegiatan pembuatan usaha rumah tangga di rumah Ibu Nur Supanti Rahayu  salah satunya pembuatan produk Parut Kelapa yang bertempat di RT. 03 RW. 03 Desa Pundungan. Dia melakukan kegiatan ini sudah hampir 30 tahun karena usaha ini dilakukan turun temurun yang dulu sudah dilakukan oleh nenek dan ibunya karena keduanya sudah meninggal maka dia melanjutkan kebiasaan hal tersebut untuk mendapatkan uang yang dipergunakan untuk membiayai kehidupan bersama anak-anak dan suaminya.
Dalam kegiatan ini para perempuan ini melakukannnya dengan senang hati karena mempunyai kesibukan yang ada hasilnya yang bisa untuk tambahan biaya kehidupan keluarganya. Untuk kegiatan ruamhan ini dilakukan  di waktu pagi sampai malam karena kebanyakan dirumah masing-masing. Dengan adanya kegiatan ini perempuan-perempuan ini tetap dirumah sambil melayani anak-anak dan suami bukan meninggalkannya itulah senangnya keluarga karena dengan bersama bisa mendapatkan sesuatu yang digunkan untuk tambahan uang belanja. Dan jika ada banyak orderan sampai semua  anak suamipun ikut menyibukan membantu para perempuan-perempuan ini dirumhannya masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar