Mengenal lebih Dekat

MENGENAL LEBIH DEKAT

Senin, 13 Februari 2012

ClotehanKoe

Inilah kebangkitan diindonesia yang dengan penuh oleh kepuraan dalam melakukan kegiatan pembangunan di masa sekarang penuh dengan ketidakpastian.

CeritaKoe


LKM SUBUR MAKMUR KUNJUNGI  BANK SAMPAH BANTUL YOGYAKARTA
        
Memiliki luas wilayah 878.567 ha di sebelah utara berbatasan dengan Desa Bulan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mrisen, sebelah timur berbatasan dengan Desa Juwiring, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa Tlobong. Desa Pundungan terbagi dalam 6 RW dan 14 RT, memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 795 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 912 jiwa. Nilai sosial yang dalam masyarakat yang menonjol adalah gotongroyong dan siskamling sedangkan potensi dari segi ekonomi masyarakat Desa Pundungan adalah merupakan sentra dari pembuatan alat-alat dapur. Pola penyebaran informasi masyarakat adalah melalui pertemuan-pertemuan rutin, undangan maupun siaran melalui masjid, sedangkan waktu sibuk masyarakat adalah siang hari dan sore hari merupakan waktu luang masyarakat.
LKM Desa Pundungan bernama LKM Subur Makmur beranggotakan 13 orang terdiri dari 8 laki-laki dan 5 oarang perempuan, sebagai Koordinator LKM adalah Danang Setiawan, SE. Kondisi LKM sampai saat ini masih bekerja sesuai dengan tupoksi mereka sebagai LKM dan hubungan antar anggota LKM juga solid. Para anggota LKM menempatkan diri mereka sebagai anggota LKM dalam kegiatan yang berhubungan dengan PNPM-MP di Desa Pundungan. Pagu dana BLM untuk Desa Pundungan tahun 2012 adalah sebesar Rp. 50.000.000. untuk tahun pertama yang sudah anggaran 2010 Kegiatan sosial dilakukan untuk Pelatihan Kue dan Jahit.
Sabtu (19/5/2012) LKM Subur Makmur Desa Pundungan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten melakukan kegiatan kunjungan ke Bank Sampah dan Griya Jamur Bantul Yogyakarta untuk melihat secara langsung apa yang ada di bank Sampah Gemah Ripah dan Griya Jamur.
Memang ini keinginan LKM sejak lama untuk bisa studi banding terkait dengan masalah sampah dan usaha budidaya jamur, dengan adanya program PNPM Mandiri Perkotaan yang ada di Desa ini sudah hampir empat tahun belum melakukan kegiatan studi banding”, kilah Danang
Dia menambahkan dengan adanya kegiatan ini nantinya apa yang akan kita lakukan di desa ini bisa benar-benar bisa dijalankan dengan baik terkait dengan masalah masyarakat kami sendiri karena jira mendengan sampah sudah tidak tertarik lagi bahkan tidak memperhatikan sekelilingnya. Maka dalam rangka studi banding ini kami mengajak semua Pak RT/RW dan perangkat untuk menyamakan persamaan pandangan dan pikiran terkait dengan sampah ini maka kami ajak ke Bank Sampah ini,” Tambahnya.
Dalam sambutannya Bambang Suwerda, STT, MSi sebagai pengagas dan pendiri Bank Sampah Gemah Ripah merupakan suatu sistem yang dirancang pertama kali di Indonesia seperti pengelolaan sampah yang dirancang seperti mekanisme kerja di perbangkan dimana masyarkat dapat menabung sampah yang dibuktikan adanya nomor rekening dan buku rekening tabungan sampah. Karena sampah merupakan konsekuensi diri adanya kegiatan manusia yang begitu ragam. Setiap kegiatan manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah volume dan pengunaan berbanding lurus dengan tingkat konsumsi barang yang digunakan sehari-hari dan jenis sampah juga sangat bergantung dari material yang konsumsi. Maka dalam melakukan tahapan mengelola Sampah di Bank Sampah adalah dengan melakukan 5M:  Pertama, Mengurangi sampah. Kedua, Memilah sampah Ketiga, Memanfaatkan sampah. Keempat, Mendaurulang sampah. Kelima, Menabung sampah.
Itulah yang disampaikan secara diskusi oleh Bambang Suwerda saat menerima kunjungan dari LKM Subur Makmur. Selanjutnya langsung kelapangan dan tempat Bank Sampah yang tempatnya tidak jauh dari tempat diskusi aula Bank Sampah. Dalam hal ini banyak kegiatan yang dilakukan di Bank Sampah mulai dari tempat untuk menabung dan mengumpulkan sampah juga ada teller Bank Sampah layaknya Bank-Bank yang ada, tetapi ini menerimnya bukan uang tetapi para nasabah nabungnya Sampah sudah dipilah-pilah mulai dari yang sampah plastik dan sisa makanan yang bisa dijadikan pupuk. Bank Sampah ini sudah menjamur setiap kota dari data yang ada setiap kota sudah mulai mengunakan konsep ini perkat Bank Sampah yang sering diundang diberbagai Organanisasi maupun Lembaga Pemerintahan.
Bahkan saat bertemu dengan Menteri Lingkungan Hidup nantinya setiap kota yang akan mendapatkan Adipura harus mempunyai Bank Sampah yang seperti digagas oleh Bank Sampah Gemah Ripah Bantul ini. Dan Bank ini sudah banyak mendapatkan penghargaan seperti Zero to hero metrotv, serta penghargaan dari luar negeripun banyak. Yang menarik dari kunjungan ini sampah dijadikan berbagai kerajinan seperti Tas dan souvenir lainya. Bank sampah ini juga mempunya Distro yang diberinama green, untuk memamerkan segala kerajinan dari sampah.






            WANITA-WANITA KREATIF DARI DESA
           Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten syarat dengan Usaha Kecil Menengah dan beberapa Usaha Produksi Rumahan yang banyak dikelola oleh kaum perempuan hal ini bisa kita lihat dibeberapa daerah yang ada diseluruh kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten.
            Contoh di Desa Pundungan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten kita bisa menyaksikan banyak ibu-ibu dari yang setegah baya dan tua sibuk beraktifitas dirumah masing-masing terkait dengan kegiatan seperti melakukan pembuatan keset, panggangan sate, serta parut kelapa dan ada yang juga membuat beberapa usaha makanan kecil bahkan kue yang selalu disebar ke pasar tradisional dan beberapa pesanan untuk kegiatan hajatan serta mantenan dari berbagai desa lain dan luar daerah seperti Kabupaten Sukoharjo, Wonogiri, dan Karanganyar bisanya juga mengunakan produk dan kerajinan yang dilakukan perempuan tangguh ini dari Desa Pundungan.
            Desa Pundungan yang begitu kecil ditengah kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten yang luas wilayah hanya 878.567 Ha dengan batas wilayah utara desa bulan dan Desa Tlobong Kecamatan Delanggu, serta selatan Desa Mrisen. Desa Pundungan ini mulai mendapatkan Program PNPM Mandiri Perkotaan sejak 2008 dan kalau dihitung tahun baru berumur 4 tahunan ini yang diberi nama LKM Subur  Makmur  Desa Pundungan, tak heran yang Desa hanya sekecil ini yang di huni 6 RW serta 14 RT serta terdiri dari 2 Dusun ini yang mempunyai penduduk sekitar 1.440 jiwa ini mempunyai sekitar perempuan 644 jiwa ini mampu melakukan pemberdayaan kegiatan usaha rumah tangga perempuan di Desa Pundungan ini. 
Seperti yang dilakukan oleh beberapa perempuan tangguh  dari desa Pundungan ini yang melakukan kegiatan pembuatan usaha rumah tangga di rumah Ibu Nur Supanti Rahayu  salah satunya pembuatan produk Parut Kelapa yang bertempat di RT. 03 RW. 03 Desa Pundungan. Dia melakukan kegiatan ini sudah hampir 30 tahun karena usaha ini dilakukan turun temurun yang dulu sudah dilakukan oleh nenek dan ibunya karena keduanya sudah meninggal maka dia melanjutkan kebiasaan hal tersebut untuk mendapatkan uang yang dipergunakan untuk membiayai kehidupan bersama anak-anak dan suaminya.
Dalam kegiatan ini para perempuan ini melakukannnya dengan senang hati karena mempunyai kesibukan yang ada hasilnya yang bisa untuk tambahan biaya kehidupan keluarganya. Untuk kegiatan ruamhan ini dilakukan  di waktu pagi sampai malam karena kebanyakan dirumah masing-masing. Dengan adanya kegiatan ini perempuan-perempuan ini tetap dirumah sambil melayani anak-anak dan suami bukan meninggalkannya itulah senangnya keluarga karena dengan bersama bisa mendapatkan sesuatu yang digunkan untuk tambahan uang belanja. Dan jika ada banyak orderan sampai semua  anak suamipun ikut menyibukan membantu para perempuan-perempuan ini dirumhannya masing-masing.


InfoKoe

PELATIHAN PENGUATAN PELAKU 

Pada hari Sabtu, 21/1/2012  tampak cerah siang itu di kawasan daerah Balai Desa Juwiring yang dipergunakan untuk kegiatan Pelatihan UPK, Pengawas dan Sekretaris LKM. Dalam kegiatan yang dilakukan mulai tanggal 19-21 Januari 2012 kegiatan ini melibatkan semua UPK, Pengawas dan sekretaris dari semua dampingan Tim 15 PNPM-MP Kecamatan Juwiring antaranya Desa Pundungan, Desa Jaten, Desa Jetis, Desa Kenaiban, Desa Juwiring, Desa Mrisen, Desa Carikan dan Desa  Sawahan, Desa Juwiran, Desa Trasan, Desa Kwarasan.
Kegiatan ini yang dibiayai dari PNPM-MP untuk penguatan UPK, Dewan Pengawas dan Sekretaris di tahun 2011, yang mana Pelatihan Penguatan LKM serta Lurah dan Relawan bahkan Penguatan KSM pun sudah dilakukan. Tetapi berbeda sangat dengan kegiatan ini karena ada beberapa menarik dari kegiatan ini karena peserta dilatih langsung melakukan pembukuan dan beberapa motovasi terkait dengan tupoksi masing-masing.
Kegiatan ini dilakukan dihari pertama terkait materi tentang penguatan dan lebih lepada bagaimana merefleksikan terkait apa yang sudah dilakukan selama ini sesuai dengan Tupoksi masing-masing. Dengan materi ini peserta memetakan terkait apa yang menjasikan masalah terkait dengan kegiatan pembukuan dan pengawasan serta hal yang paling rumit dalam melakukan kegiatan pembukuan. Banyak yang menanyakan terkait dengan pembukuan seperti UPK harus melakukan kegiatan pembukuan setiap bulannya sampai 13 buku yang digarap secara manual bahkan kolektibilitas yang begitu rumitnya pun dilakukan secara manual. Begitu banyaknya yang harus diselesaikan oleh UPK padahal mendapatkan intensif tidak seberapa hal ini yang menjadikan persoalan tersendiri bagi pelaku UPK yang melakukan kegiatan pembukuan UPK.
Beda dengan sekretaris yang melakukan pembukuan sampai dengan buku 10 bahkan lebih ini belum melakukan administrasi LKM lainya yang memang melakukan beberapa admisnistrasi kegiatan BLM yang sangat seolah-olah memberatkan mereka, meminta agar kedepan ada solusi terbaik untuk administarsi dan pembukuan sekretaris terkait dengan transaparan, akutabilitas bahkan bisa dipertangungjawaban. Mbok ya kalau bisa sederhana pembukuan padahal hanya melakukan kegiatan BLM kegiatan LKM hanya 50-200 juta beda dengan beberapa kegiatan program pemerintah yang lain milyaran bahkan lebih dari itu dalam administrasi sangat sederhana. Maka kami minta PNPM-MP pun bisa disederhanakan tetapi tidak mengurangi apa yang sudah kita tarima yang penting tidak diselewengkan.

Dalam kegiatan hari terakhir panitia pun mengundang tim audit independent untuk memeberikan matari terkait dengan audit LKM. Pemateri ini memang sengaja kami percayakan kepada Retno Konsultan Audit yang tahun kemarin mengaudit di LKM Kecamatan Juwiring yang direkomendasikan oleh KMW Jateng termasuk salah satunya audit yang berhak untuk mengaudit LKM. Tim Audit Mbak Retno dari KAP ini memberikan materi terkait dengan apa sebenarnya audit itu, dalam penyampainya disampaikan secara terinci terkait dengan bagaimana audit UPK serta LKM bahkan pembukuan sekretaris. Beberapa pemahaman LKM jika ada audit seolah-olah monster yang datang untuk mengeledah semua temuan serta kebobrokan LKM, UPK dan pembukuan Sekretaris. Padahal sejatinya LKM lebaga legal yang dinotariskan kepada akte notaris berhak untuk memeilih audit siapa saja tetapi karena kita lembaga relawan atau lebih kepada kemanusiaan maka auditpun beda dengan audit perusahan bahkan insatsi dan lembaga public yang ada. Maka ada yang lebih cederung audit LKM hanya melakukan kegiatan audit pembinaan bukan menghakimi karena sejatinya relaan dan masyarakat dan LKM hanya sebagai pelaku relawan jika ada penyimpangan itu lebih kepada pembinaan dan penyelesaikan dengan kekeluargaan.
Jadi dalam pertemuan ini juga ada beberapa share pengalaman dari peserta bahkan dari beberapa koordinatorpun ikut memberikan sebuah masukan terkait dengan maslah-maslah di UPK terkait dengan kegitan ekonomi bergulir yang macet di KSM/Masyarakat. Ini seperti yang dituturkan oleh Pak Ponimin dari Kordinator Desa Sawahan yang sejak awal PNPM-MP masuk ke desa ini, RR atau tingkat pengembalian selalu 100% dia juga berbagai tipe terkait dengan RR agar selalu 100% antaranya :
Pertama, kekompakan LKM dengan Anggota dan UP-UP serta pihak pemerintah desa dan tokoh masyarakat RT/RW diapun bilang selama kami melakukan rapat LKM 100 kali pak Lurah itu tidak hadir hanya 3 kali itupun ada acara mendesak yang tidak bisa diwakilkan. Jadi dengan kekompakan kita bisa atasi bersama terkait dengan masalah yang ada untuk bersama-sama diselesaikan.
Kedua, Sosialisasi di tingkat Basis RT/RW dan masyarakat serta kelompok ibu terutama jika saya dan teman-teman LKM melakukan sosialisasi terkait dengan kegiatan PNPM-MP terutama ekolir saya selalu jika uang ini bukan uang Negara yang tidak dikembalikan tetapi ini uang masyarakat uang kita semua yang dikelola peruntukan untuk warga miskin versi PNPM-Mp yang berada didesa kita jadi saya takut-takuti dulu terkait dengan peminjam betul-betul kami mengverifikasi dengan sedetail mungkin dan selalu koordinasi RT/RW dan pihak LKM setempat, terkait dengan bagaimana si peminjam ini beres apa tidak. Dalam hal ini bagaimana kita mensosialisasikan PNPM-MP jika awalnya tidak paham maka semua akan menjadi kacau jika komitmen awal di pegang dengan baik maka semua akan jadi baik-baik saja.
Ketiga, Pemimpin itu memberikan contoh yang baik seperti jujur, amanah dan bertanggungjawab serta bisa menjadikan semua masyarakat bersama-sama dalam melakukan program PNPM ini bukan hanya dilakukan beberapa orang yang tidak transparan ini akan menjadikan kepercayaan LKM tidak baik di masyarakat maka ini yang menjadikan masalah tersendiri dalam kegiatan apa saja yang dilakukan LKM di desa. Jadi berikan semua contoh yang baik dan selalu memberikan keterangan dengan baik terkait dengn program PNPM-MP bukan janji karena PNPM hanya sebagian kegiatan stimulan buat masyarakat untuk mengembalikan nilai luhur yang sudah luntur.
Dalam perkenalannya Fasilitator CD Latif Safruddin, SE dalam kegiatan ini menyatakan, “ Bahwa saya salut dengan kegiatan ini yang dihadiri secara kompak dan tidak kalah menariknya yang datang ini sangat semangat dan mempunyai komitmen bersama untuk misi desa agar lebih baik dalam melakukan penganggulangan kemiskinan yang ada ini. Ia menambahkan karena saya hitung hampir umur yang sudah tua-tua ini masih semangat untuk berutak-atik dengan angka jadi saya sangat salut, semoga yang mudapun tergugah untuk bisa meniru yang tua-tua ini. Dalam kegiatan ini semoga apa yang kita lakukan Allah senantiasa memberikan kemudahan serta apa yang kita lakukan ini di niati dengan iklas karena Allah maha tahu.


IdeKoe


Resolusi Apa Revolusi, Sebuah hasil 
dari TOT Pemandu Nasional

         Menarik tulisannya  Mas Tomy Risqi Sub TA Capacity Building KMP Wil. II PNPM Mandiri Perkotaan  terkait dengan resolusi hasil TOT Pemandu nasional yang dilaksanakan beberapa hari di Lembang Bandung, ia menginginkan hasil ini bukan hanya sebatas sebagai prasasti dan tidak jalan apa yang sudah di bahas hampir satu mingguan di hotel Kota Bandung. Bahkan optimisme dalam tulisannya sampai berulang kali menanyakan terkait mau dik emanakan BKM kita di tengah pesatnya laju pembangunan?  Menguatkan kapasitas leadership, demokratisasi, entrepreneurship, daya saing, bermitra atau…maksudnya yang lainnya? 
Mengutip apa yang ditulis Tomy Risqi  seperti yang ditulis pertanyaan-pertanyaan itu tak lagi menghantui peserta Training of Trainer (ToT) Pemandu Nasional di Lembang Bandung. Di penghujung ToT, tepatnya pada acara penutupan, para Korkot dan Askot Mandiri se-Nusantara, yang notabene adalah para peserta ToT, telah bersumpah menegakkan sejumlah komitmen untuk menjawabnya. Komitmen yang diikrarkan tersebut  terbungkus dalam sebuah visi yang berbunyi “BKM yang Visioner dan Profesional adalah BKM yang Memiliki Integritas Tinggi Dalam Melayani Masyarakat Miskin”.
Itulah kiranya hasil dari beberapa hal yang dilakukan kegiatan disana, maaf Faskel dan BKM tidak ada yang ikut karena itu memang bukan acara untuknya, apalagi Askot. Karena itu nantinya akan dilakukan sembilan OC/KMW se-Indonesia, masing-masing terkait dengan oleh-oleh dari menjalankan misi yang sangat mulia terkait dengan 10 Resolusi Bandung versi saya.
Yang sejatinya akan dilakukan untuk dituangkan kepada Askot/Faskel yang melakukan tentunya Korkot masing-masing dan baru Faskel melakukan hal tersebut kepada BKM/UP-UP, setelah itu baru kepada KSM/Masyarakat begitulah jalan alur yang mungkin akan dilakukan oleh hasil 10 resolusi tersebut agar segera sampai pada tujuan yang sebenarnya itu kalau di kalangan konsultan beda lagi dengan birokrat atau pemerintahan wilayah maupun daerah .
Melihat, membaca serta mempelajari secara mendalam dan mengkaborasikan kepada otak, pikiran, hati serta realita lapangan yang selalu saya lakukan. Terkait dengan visi tersebut kemudian dijabarkan dalam 10 statement yang tertuang dalam resolusi penting, sebagai berikut:
·      Wujudkan Produktivitas BKM melalui Kegiatan Kemitraan
·      Tingkatkan Kapasitas dan Komitmen Pelaku Program
·      Tingkatkan kemandirian BKM melalui Kaderisasi
·      Lakukan Integrasi dan Sinergi Program
·      Sederhanakan Administrasi dan Lebih Utamakan Substansi
·      Bekerja dengan sepenuh hati untuk mencapai prestasi
·      Memasyarakatkan Siklus Pembangunan Partisipatif
·      Wujudkan Zero Corruption di berbagai pihak
·      Ciptakan KSM yang kreatif dan Produktif
·      Tingkatkan Integritas Pendampingan
Poin pertama ini sangat menarik karena selalu digembar-gemborkan terkait dengan tercapainya BKM yang mandiri dan selalu semangat dalam membangun tim sesama anggota dan kompak agar semua bisa dipercaya oleh lembaga lain maka terjadilah kegiatan saling percata dan lahir kemitraan tentang apa saja oleh BKM.
Saya percaya itu semua bisa dilakukan terkait dengan pendampingan hal ini memang menjadi cacatan saya tersendiri terkait dengan pendampingan dilapangan saya kira perbedaan Desa dan Kelurahan bisa menjadikan tolak ukur BKM bisa berhasil apa tidak, tetapi lebih mudahnya di Kelurahan karena secara struktur dan legalitas lebih mudah ketimbang Desa yang penuh dengan kekuasaan pribadi karena merasa pilihan langsung (jadi raja kecil) Kepala Desanya.
Maka mau dibawa kemana jika BKM Desa yang penuh tantangan serta perlu juga pendampingan yang ekstra. Ini malah yang perla kita revolusi ulang terkait dengan BKM yang ada di Desa karena banyak juga program yang lain masuk seperti PPIP, PPK, Pansimas, dll. Saya ingatkan semua juga pakai BOP tetapi lebih leluasa ketimbang PNPM-MP kata temen2 yang menjalankan di Desa.
Dalam hal ini saya tidak akan membahas satu persatu terkait dengan resolusi tersebut tetapi saya lebih mengingatkan kesadaran apa yang dilakukan disumpah demi Tuhan disana jika realisasinya dilapangan atau kembali kewilayah masing-masing akan sangat berbeda dengan ketika nanti ketemu dengan para pemipinnya masing-masing di daerah maupun di wilayah. Cuma mengingatkan manusia tidak ada yang sempurna tetapi ada kok berbeda penafsiran maupun pandanagan terkait dengan resolusi tersebut dari sekian Korkot yang datang. La wong penafsiran kegiatan sosial aja dari korkot satu kekorkot yang lain udah beda apa lagi resolusi tersebut yang bahasanya penuh dengan makna.
Maaf semua isu atau resolusi itu saya kira tidak asing lagi kepada kita sebagai pelaku PNPM Mandiri perkotaan dari BKM/UP-UP maupun KSM/Masyarakat, bahkan Fasilitator. Yang sangat menarik karena Faskel CD, tidak punya output terkait keterlibatannya di PNPM Mandiri Perkotaan ini. Sampai-sampai pernah di kordinasi Korkot di OC/KWM bingung terkait dengan Tupoksinya Faskel CD karena tidak punya gawean (kerjaan), biasanya temen-temen Faskel Teknik dan Ekonomi bilang, hahhaha. Maka ada yang berkeinginan jadi rohnya Tim biar tidak gentayangan seperti Setan serta tidak makan gaji haram karena tidak punya kerjaan.
Jadi kalau saya baca 10 resolusi itu tidak asing sebenarnya karena inti ajaran PNPM Mandiri Perkotaan dan di beberapa kitab PNPM mandiri perkotaan, serta buku panduan sudah banyak yang dikupas dan dtuangkan di dalamnya kalau sering membaca. Saya mempunyai pendapat terkait isi resulosi tersebut, pribadi saya sering sharing/diskusi kepada Dade Saripudin (Korkot Sukoharjo-Jateng) terkait masalah yang mendasar dari PNPM Mandiri Perkotaan masa kini adalah:
Pertama, Kejenuhan para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan seperti BKM/UP-UP, KSM/Masyarakat bahkan Askot/Faskelnya yang terlibat pada saat ini. Pertanyaan yang mendasar untuk melakukan agar tidak jenuh bagaimana caranya ini yang harus dipecahkan bersama oleh semua sebetulnya, rolingan Korkot/Askot/Faskel, Pemilu BKM, Pelatihan-pelatihan BKM/UP-UP, KSM/Masyarakat bahkan Faskel dengan cara KBIK belajar bersama terkait dengan sharing pengalaman, datangkan motivator internasional. Apa yang penting program jalan terus yang Dana BKM bisa termanfaat dan bisa di caikan di KSM/Masyarakat walaupun secara administrasi rapi tapi tidak peduli dengan hasilnya. Dan ini perlu diskusi dan membuat strategi serta memetakan apa yang menjadikan kita jenuh?
Kedua, Ketauladan/panutan ini yang menjadikan masalah yang sangat besar sebetulnya karena ini lebih kepada intropeksi diri atau refleksi terkait dengan apa yang kita lakukan di masyarakat. Seperti resolusi diatas jika semua itu para pemimpin diatas tidak menjadikan tauladan atau panutan ya sudah hanya resolusi tertulis di tinta/prasasti. Contoh sederhana saja jika kita menyuruh tidak korupsi tetapi yang diatas melakukan itu ya sudah hancurlah apa yang kita lakukan maka ini penting. Biasanya Pak Dade mengkasih contoh sederhana seperti ini ada pak dokter menyuruh paseinnya tidak boleh merokok tetapi di lain hari pasien itu ketemu pak dokter yang menyuruhnya tidak merokok, malah dokter tersebut merokok. Inilah contoh yang sangat sederhana terkait dengan panutan atau ketauladanan. Karena masyarakat bohong itu ya ada yang ditiru, jadi jangan salahkan mereka berbuatlah baik dan jadi contoh masyarakat jika program ini mau berjalan dengan baik kalau tidak ya REVOLUSI saja untuk semua.


PELATIHAN PENGUATAN FASKEL APA YANG KAMU CARI?

 
 
Dalam akhir-akhir ini sangat di sibukan oleh beberapa kegiatan masyarakat yang sangat menyita waktu salah satunya adanya pencairan kegiatan BLM LKM di beberapa desa dampingan yang mana dana sudah dicairkan direkening LKM oleh KPPN sudah sejak bulan Desember baru bisa dilakukan pencairan di bulan Maret ini. Karena ada beberapa yang memang kegiatan lain yang segera dilakukan salah satunya pelatihan UP-UP dan Pelatihan UPK dan KSM-KSm yang harus segera diselesaikan oleh beberapa Tim Faskel di berbagai Kabupaten.
            Dengan kegiatan pencairan BLM dimasyarakat ini seharusnya bulan maret ini selesai karena ada beberapa peraturan yang diperlakukan oleh pemerintah terkait dengan peraturan masalah dana BLM harus di cairkan bulan maret ini jika tidak akan ditarik oleh negara. Inilah yang sangat mendasar bagi kita dalam pelaksanaan kegiatan BLM yang ada, seolah-olah kami melakukan pemaksaan kepada LKM agar semua kegiatan sudah dilakukan serta dana bisa dicairkan kepada penerima manfaat/KSM. Tapi apa yang terjadi target yang sudah dilakukan koordinasi oleh Korkot masing-masing ada beberapa kendala karena inilah sejati kebiasaan yang sangat menyita waktu karena semua harus selesai kegiatan BLM karena sudah akan muncul lagi BLM tahun 2012 yang berbeda dalam pemberlakuannya.
            Saat yang dinanti dalam kegiatan yang tidak untuk pendampingan kepada masyarakat/LKM yang ada di desa dampingan. Karena kegiatan pelatihan penguatan Faskel yang diikuti oleh semua fasilitator dan kegiatan ini yang akan dilakukan pada tanggal 15-22 Maret 2012 di Kaliurang-Jogja untuk gelombang pertama wilayah Surakarta dan Yogyakarta serta sekitarnya dibawah naungan KMW/OC 5 Jawa Tengah dan ada juga yang gelombang kedua setelah gelombang pertama telah dilaksanakan. Hal ini sudah menjadikan agenda tahunan bagi faskel untuk dikuatkan kembali agar komitmen serta perubahan beberapa strategi yang akan dilakukan di kegiatan didampingan masing-masing yang arañilla ditingkat lapang diharapkan hasil lebih baik dan maksimal untuk masyarakat.
PNPM-MP  Selalu Di Kenang
            Program PNPM-MP merupakan salah satu program dibawah kebijakan payung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang dikembangkan Pemerintah Indonesia untuk mencapai MDGs 2015.  Sebagai salah satu program penanggulangan kemiskinan yang bertujuan mengurangi 50% penduduk miskin di tahun 2015, PNPM Mandiri Perkotaan meyakini bahwa pendekatan yang efektif untuk penanggulangan kemiskinan adalah perubahan perilaku masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan penguatan kapasitas pemerintah daerah menuju terwujudnya kondisi good governance.
Proses pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan-kembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan, nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai landasan kokoh membangun masyarakat mandiri dan sejahtera. Proses ini dibangun bersama-sama masyarakat sejak pengenalan kondisi (masalah dan potensi), perumusan cita-cita bersama, pengidentifikasian kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan program hingga pelaksanaan monitoring-evaluasi. Penguatan institusi masyarakat oleh masyarakat sendiri dilakukan dengan mengembangkan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Lembaga inilah, bersama perangkat pemerintahan desa/kelurahan, swasta, organisasi masyarakat sipil dan pelaku lainnya, diharapkan menjadi motor pengembangan masyarakat.
Apa yang dilakukan di tingkat kelurahan/desa tersebut tak akan berarti apabila tak seiring sejalan dengan visi pembangunan pemerintahan kota/kabupaten. Karena itu, penguatan peran dan kapasitas pemerintah daerah dan stakeholder kota mutlak diperlukan untuk mengedepankan peran dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat, terutama penanggulangan kemiskinan. Seperti halnya masyarakat kelurahan/desa, penguatan ini dilakukan melalui pelibatan intensif pemda pada pelaksanaan siklus kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan. Sebagai motor penggerak, program ini berupaya memperkuat peran dan kapasitas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD). TKPKD inilah yang diharapkan mampu menyusun Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) dan PJM Pronangkis kota/kabupaten berbasis aspirasi dan program masyarakat (PJM Pronangkis Kelurahan).
Dalam buku panduan PNPM mandiri Perkotaan sejatinya Tujuan PNPM Mandiri adalah yang Pertama, Mewujudkan masyarakat Berdaya dan Mandiri, yang mampu mengatasi berbagai persoalan kemiskinan di wilayahnya, sejalan dengan kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Kedua, Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam menerapkan model pembangunan partisipatif yang berbasis kelembagaan masyarakat serta pendekatan kemitraan masyarakat dengan pemerintah dan kelompok peduli setempat. Ketiga, Mewujudkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan sesuai kebijakan PNPM. Keempat, Meningkatkan Capaian manfaat program kepada Kelompok sasaran (masyarakat miskin) semakin efektif, ditandai adanya peningkatan IPM-MDGs.
Kelembagaan Penguatan Kapasitas
Untuk memastikan komitmen pembelajaran ini tercapai secara terencana, PNPM Mandiri Perkotaan mengembangkan struktur berjenjang tim capacity building sebagai berikut.










Sumber: buku panduan PNPM-MP
Dari bagan diatas ini sudah jelas bahwa sebenarnya apa yang kita lakukan adalah membangun kekuatan serta persamaan persepsi agar apa yang kita lakukan tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan oleh Program PNPM Mandiri Perkotaan tetapi jika ditingkat lapangan semua persoalan berbeda penangannya jadi sesaui dengan apa yang menjadi maslah ditingak lapang. Tidak bisa masalah didesa A cara penyelesainnya harus sama yang ada di desa B, akan tetapi pembelajaran dari cara penanganan desa A tersebut bisa dijadikan bagian proses belajar untuk penyelesian di masalah desa B begitu seterusnya.
Harapan Dari Pelatihan
Bagaimana proses belajar dilaksanakan?  Pada umumnya dalam pelaksanaan kegiatan belajar para fasilitator untuk berbagai pengalaman atau sharing tetapi terfokus dan terstruktur agar apa yang kita lakukan dalam pelatihan ini bermakna. Karena belajar bukan hanya dianggap sebagai orang yang akan menerima pengetahuan dari pihak luar (guru, instruktur, atau yang lainnya). Dalam kasus – kasus pembelajaran tersebut pihak “pengajar” lah yang lebih banyak memberikan arahan – arahan, penjelasan – penjelasan dan bicara lebih banyak. Faskel belajar hanya menjadi pendengar, sehingga tidak banyak memperoleh kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya, semoga ini tidak terjadi dipelatihan penguatan faskel kali ini.
Kenyataannya faskel belajar juga sebetulnya mempunyai pengetahuan dan pengalaman masing – masing yang bisa dibagikan  kepada yang lainnya, oleh karena itu berkembanglah proses pembelajaran partisipatif. Dalam proses pembelajaran partisipatif faskel belajar diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, bertanya dan tukar pengalaman melalui proses – proses dialog dalam diskusi kelompok, tanya jawab , presentasi dan cara–cara lainnya. Dengan memberikan kesempatan kepada Faskel belajar untuk mengemukakan pendapat dan pengalamannya, biasanya proses pembelajaran akan lebih efektif. Bukan hanya proyek semata dari Pusat, Wilayah, Kabupaten, apalagi pesanan dari berbagai Donatur yang ada terkait proyek semata. Proses belajar bersama Faskel dan konsultan bukanlah proses yang  hanya terjadi satu kali, akan tetapi berjalan secara menerus dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan bersama.
Untuk mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan serta harapan peserta, kita harus mengetahui perkembangan kemajuan yang ada bukan pada posisi SIM semata tetapi tingkat lapang yang terjadi sesuangguhnya seperti apa. Mengukur atau mengetahui perkembangan kemajuan, baik menyangkut kemajuan Faskel maupun kemajuan cara – cara kita memfasilitasi proses belajar dengan cara yang runtut biasa disebut evaluasi atau penilaian. Penilaian ini bisa dilakukan pada saat proses belajar sedang berlangsung, setelah proses selesai dengan cara – cara formal maupun informal. Penilaian menyangkut kepada : 1) Apa saja yang berhasil dan faktor apa yang menyebabkan berhasil; 2) Apa saja yang gagal dan faktor apa yang menyebabkan kegagalan? Dan 3) Proses perubahan apa yang terjadi pada Faskel saat mengikuti pelatihan ? ini yang perlu disikapi pasca pelatihan agar evaluasi ini menjadikan lebih baik karena sejatinya yang suka perintah itu Faskel bukan LKM. Kesalahan bukan pada LKM tetapi Faskelah yang perlu intropeksi diri karena mereka yang digaji sedangkan LKM tidak.
Semoga ini bisa menjadika bagian masukan ketika kita melakukan pelatihan seperti kali ini yang dilakukan untuk membuat perubahan yang berarti di Program PNPM mandiri perkotaan. Harapan saya semakin besar agar belajar ini bisa membuat saya dan temen-temen lebih baik dalam melakukan tugas yang mulai ditingkat lapang, bukan hanya pelatihan ini menjadikan pindah tidur serta pindah makan bahkan hanya kumpul-kumpul antar faskel, tetapi makna yang terkandung dalam kitab PNPM-MP tidak dibedah secara mendalam terkait apa yang akan kita bawa ditingkat lapang. Selamat kawan-kawan faskel semua semoga dengan pelatihan ini kita bisa saling terbuka dalam diskusi serta saling tukar ilmu agar apa yang kita harapkan PNPM-MP 2012 lebih baik itu tercapai. Semoga!





GambarKoe



TentangKoe

                  Biasa  orang pangil dengan sebutan Latif, yang mempunyai nama lengkap Latif Safruddin di lahir di pelosok desa yang di kelilingi oleh Gunung, Lautan serta Hutan yaitu tepatnya di Desa Kelet Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Waktu kecil dari TK dan SMK di habiskan di Desa tersebut. Karena dari anak yang paling terakhir dari buah pernikahan Suwandi (Alm) dan Bunda Hj. Masriah, Bapaknya yang meninggal waktu dia usia 4 Bulan ini jadi sampai hari ini belum pernah menikmati hidup bersama Ayahnya seperti temen-temen yang lain. Tapi dengan hal tersebut banyak pelajaran hidup bersama Bundanya yang mengasihi dan mencintai serta menyayangi sampai hari ini yang tinggal sendiri di Desa Kelahiranku. Untuk menikmati masa tuanya bersama teman-teman komunitas pengajiannya. Karena waktu kecil selalu didik dengan sentuhan Bundanya serta Saudaranya maka  belum pernah dapat pelajaran sedikitpun dari Ayahnya walupun Ayahnya sebagai seorang Kepala Sekolah di SD Desaku. Rasa ingin sekali untuk bisa bercanda tawa dengan Ayahnya tetapi Allah menentukan lain, jadi Saya selalu menerima dengan rasa Syukur, Iklas karena Ayahku sudah damai disana.
            Perjalannya yang habis untuk melakukan hijrah dari Desa Ke kota Solo untuk menempuh suatu pembelajaran lewat Kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan mengambil Jurusan Ekonomi. Mungkin dengan hasil tersebut saya selalu mengharapkan bisa berguna bagi Bangsa, Agama, serta orang-orang yang selalu membutuhkanku. Tak lama Kuliah beraktifitas di dunia kampus dengan menekuni dunia jurnalistik dan ikutan di Pers Kampus sampai kuliahnya tamat.
              Dengan Kuliah yang membikin kejenuhan tersendiri akhirnya saya untuk melakukan kegiatan aktifitas di luar kampus dengan mengikuti lembaga-lembaga sosial dan LSM di Surakarta, yang membuat saya semakin tertarik dengan kepedulian dan kepekaan sosial untuk selalu belajar dengan siapa saja dan apa saja. Menjadikan keinginanku semakin kuat untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang sempat melakukan kegiatan untuk membantu para pengungsi di kota Sampang Madura, Kalimantan, Kudus, Klaten, Jogja, Mataram belajar bersama masyarakat selalu menjadikan tujuan utamanya untuk hidup.
               Pernah juga untuk menjadi jurnalis wartawan tetapi hanya berapa tahun saya lakukan tetap nyaman dengan menjadi pekerja sosial yang lebih bermakna dan ia sukai. Hampir tulisan-tulisannya mewarnai di koran, majalah, tabolid, serta Jurnah pernah dilakukannya serta menjadi pembicara di beberapa seminar tentang isu perdamaian.Lelaki yang suka mengahbiskan waktu untuk masyarakat, baca buku dan didepan komputer menjadikan hidupnya lebih bermakna ketimbang menjadikan pegawai kantoran.