Mengenal lebih Dekat

MENGENAL LEBIH DEKAT

Senin, 13 Februari 2012

IdeKoe


Resolusi Apa Revolusi, Sebuah hasil 
dari TOT Pemandu Nasional

         Menarik tulisannya  Mas Tomy Risqi Sub TA Capacity Building KMP Wil. II PNPM Mandiri Perkotaan  terkait dengan resolusi hasil TOT Pemandu nasional yang dilaksanakan beberapa hari di Lembang Bandung, ia menginginkan hasil ini bukan hanya sebatas sebagai prasasti dan tidak jalan apa yang sudah di bahas hampir satu mingguan di hotel Kota Bandung. Bahkan optimisme dalam tulisannya sampai berulang kali menanyakan terkait mau dik emanakan BKM kita di tengah pesatnya laju pembangunan?  Menguatkan kapasitas leadership, demokratisasi, entrepreneurship, daya saing, bermitra atau…maksudnya yang lainnya? 
Mengutip apa yang ditulis Tomy Risqi  seperti yang ditulis pertanyaan-pertanyaan itu tak lagi menghantui peserta Training of Trainer (ToT) Pemandu Nasional di Lembang Bandung. Di penghujung ToT, tepatnya pada acara penutupan, para Korkot dan Askot Mandiri se-Nusantara, yang notabene adalah para peserta ToT, telah bersumpah menegakkan sejumlah komitmen untuk menjawabnya. Komitmen yang diikrarkan tersebut  terbungkus dalam sebuah visi yang berbunyi “BKM yang Visioner dan Profesional adalah BKM yang Memiliki Integritas Tinggi Dalam Melayani Masyarakat Miskin”.
Itulah kiranya hasil dari beberapa hal yang dilakukan kegiatan disana, maaf Faskel dan BKM tidak ada yang ikut karena itu memang bukan acara untuknya, apalagi Askot. Karena itu nantinya akan dilakukan sembilan OC/KMW se-Indonesia, masing-masing terkait dengan oleh-oleh dari menjalankan misi yang sangat mulia terkait dengan 10 Resolusi Bandung versi saya.
Yang sejatinya akan dilakukan untuk dituangkan kepada Askot/Faskel yang melakukan tentunya Korkot masing-masing dan baru Faskel melakukan hal tersebut kepada BKM/UP-UP, setelah itu baru kepada KSM/Masyarakat begitulah jalan alur yang mungkin akan dilakukan oleh hasil 10 resolusi tersebut agar segera sampai pada tujuan yang sebenarnya itu kalau di kalangan konsultan beda lagi dengan birokrat atau pemerintahan wilayah maupun daerah .
Melihat, membaca serta mempelajari secara mendalam dan mengkaborasikan kepada otak, pikiran, hati serta realita lapangan yang selalu saya lakukan. Terkait dengan visi tersebut kemudian dijabarkan dalam 10 statement yang tertuang dalam resolusi penting, sebagai berikut:
·      Wujudkan Produktivitas BKM melalui Kegiatan Kemitraan
·      Tingkatkan Kapasitas dan Komitmen Pelaku Program
·      Tingkatkan kemandirian BKM melalui Kaderisasi
·      Lakukan Integrasi dan Sinergi Program
·      Sederhanakan Administrasi dan Lebih Utamakan Substansi
·      Bekerja dengan sepenuh hati untuk mencapai prestasi
·      Memasyarakatkan Siklus Pembangunan Partisipatif
·      Wujudkan Zero Corruption di berbagai pihak
·      Ciptakan KSM yang kreatif dan Produktif
·      Tingkatkan Integritas Pendampingan
Poin pertama ini sangat menarik karena selalu digembar-gemborkan terkait dengan tercapainya BKM yang mandiri dan selalu semangat dalam membangun tim sesama anggota dan kompak agar semua bisa dipercaya oleh lembaga lain maka terjadilah kegiatan saling percata dan lahir kemitraan tentang apa saja oleh BKM.
Saya percaya itu semua bisa dilakukan terkait dengan pendampingan hal ini memang menjadi cacatan saya tersendiri terkait dengan pendampingan dilapangan saya kira perbedaan Desa dan Kelurahan bisa menjadikan tolak ukur BKM bisa berhasil apa tidak, tetapi lebih mudahnya di Kelurahan karena secara struktur dan legalitas lebih mudah ketimbang Desa yang penuh dengan kekuasaan pribadi karena merasa pilihan langsung (jadi raja kecil) Kepala Desanya.
Maka mau dibawa kemana jika BKM Desa yang penuh tantangan serta perlu juga pendampingan yang ekstra. Ini malah yang perla kita revolusi ulang terkait dengan BKM yang ada di Desa karena banyak juga program yang lain masuk seperti PPIP, PPK, Pansimas, dll. Saya ingatkan semua juga pakai BOP tetapi lebih leluasa ketimbang PNPM-MP kata temen2 yang menjalankan di Desa.
Dalam hal ini saya tidak akan membahas satu persatu terkait dengan resolusi tersebut tetapi saya lebih mengingatkan kesadaran apa yang dilakukan disumpah demi Tuhan disana jika realisasinya dilapangan atau kembali kewilayah masing-masing akan sangat berbeda dengan ketika nanti ketemu dengan para pemipinnya masing-masing di daerah maupun di wilayah. Cuma mengingatkan manusia tidak ada yang sempurna tetapi ada kok berbeda penafsiran maupun pandanagan terkait dengan resolusi tersebut dari sekian Korkot yang datang. La wong penafsiran kegiatan sosial aja dari korkot satu kekorkot yang lain udah beda apa lagi resolusi tersebut yang bahasanya penuh dengan makna.
Maaf semua isu atau resolusi itu saya kira tidak asing lagi kepada kita sebagai pelaku PNPM Mandiri perkotaan dari BKM/UP-UP maupun KSM/Masyarakat, bahkan Fasilitator. Yang sangat menarik karena Faskel CD, tidak punya output terkait keterlibatannya di PNPM Mandiri Perkotaan ini. Sampai-sampai pernah di kordinasi Korkot di OC/KWM bingung terkait dengan Tupoksinya Faskel CD karena tidak punya gawean (kerjaan), biasanya temen-temen Faskel Teknik dan Ekonomi bilang, hahhaha. Maka ada yang berkeinginan jadi rohnya Tim biar tidak gentayangan seperti Setan serta tidak makan gaji haram karena tidak punya kerjaan.
Jadi kalau saya baca 10 resolusi itu tidak asing sebenarnya karena inti ajaran PNPM Mandiri Perkotaan dan di beberapa kitab PNPM mandiri perkotaan, serta buku panduan sudah banyak yang dikupas dan dtuangkan di dalamnya kalau sering membaca. Saya mempunyai pendapat terkait isi resulosi tersebut, pribadi saya sering sharing/diskusi kepada Dade Saripudin (Korkot Sukoharjo-Jateng) terkait masalah yang mendasar dari PNPM Mandiri Perkotaan masa kini adalah:
Pertama, Kejenuhan para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan seperti BKM/UP-UP, KSM/Masyarakat bahkan Askot/Faskelnya yang terlibat pada saat ini. Pertanyaan yang mendasar untuk melakukan agar tidak jenuh bagaimana caranya ini yang harus dipecahkan bersama oleh semua sebetulnya, rolingan Korkot/Askot/Faskel, Pemilu BKM, Pelatihan-pelatihan BKM/UP-UP, KSM/Masyarakat bahkan Faskel dengan cara KBIK belajar bersama terkait dengan sharing pengalaman, datangkan motivator internasional. Apa yang penting program jalan terus yang Dana BKM bisa termanfaat dan bisa di caikan di KSM/Masyarakat walaupun secara administrasi rapi tapi tidak peduli dengan hasilnya. Dan ini perlu diskusi dan membuat strategi serta memetakan apa yang menjadikan kita jenuh?
Kedua, Ketauladan/panutan ini yang menjadikan masalah yang sangat besar sebetulnya karena ini lebih kepada intropeksi diri atau refleksi terkait dengan apa yang kita lakukan di masyarakat. Seperti resolusi diatas jika semua itu para pemimpin diatas tidak menjadikan tauladan atau panutan ya sudah hanya resolusi tertulis di tinta/prasasti. Contoh sederhana saja jika kita menyuruh tidak korupsi tetapi yang diatas melakukan itu ya sudah hancurlah apa yang kita lakukan maka ini penting. Biasanya Pak Dade mengkasih contoh sederhana seperti ini ada pak dokter menyuruh paseinnya tidak boleh merokok tetapi di lain hari pasien itu ketemu pak dokter yang menyuruhnya tidak merokok, malah dokter tersebut merokok. Inilah contoh yang sangat sederhana terkait dengan panutan atau ketauladanan. Karena masyarakat bohong itu ya ada yang ditiru, jadi jangan salahkan mereka berbuatlah baik dan jadi contoh masyarakat jika program ini mau berjalan dengan baik kalau tidak ya REVOLUSI saja untuk semua.


PELATIHAN PENGUATAN FASKEL APA YANG KAMU CARI?

 
 
Dalam akhir-akhir ini sangat di sibukan oleh beberapa kegiatan masyarakat yang sangat menyita waktu salah satunya adanya pencairan kegiatan BLM LKM di beberapa desa dampingan yang mana dana sudah dicairkan direkening LKM oleh KPPN sudah sejak bulan Desember baru bisa dilakukan pencairan di bulan Maret ini. Karena ada beberapa yang memang kegiatan lain yang segera dilakukan salah satunya pelatihan UP-UP dan Pelatihan UPK dan KSM-KSm yang harus segera diselesaikan oleh beberapa Tim Faskel di berbagai Kabupaten.
            Dengan kegiatan pencairan BLM dimasyarakat ini seharusnya bulan maret ini selesai karena ada beberapa peraturan yang diperlakukan oleh pemerintah terkait dengan peraturan masalah dana BLM harus di cairkan bulan maret ini jika tidak akan ditarik oleh negara. Inilah yang sangat mendasar bagi kita dalam pelaksanaan kegiatan BLM yang ada, seolah-olah kami melakukan pemaksaan kepada LKM agar semua kegiatan sudah dilakukan serta dana bisa dicairkan kepada penerima manfaat/KSM. Tapi apa yang terjadi target yang sudah dilakukan koordinasi oleh Korkot masing-masing ada beberapa kendala karena inilah sejati kebiasaan yang sangat menyita waktu karena semua harus selesai kegiatan BLM karena sudah akan muncul lagi BLM tahun 2012 yang berbeda dalam pemberlakuannya.
            Saat yang dinanti dalam kegiatan yang tidak untuk pendampingan kepada masyarakat/LKM yang ada di desa dampingan. Karena kegiatan pelatihan penguatan Faskel yang diikuti oleh semua fasilitator dan kegiatan ini yang akan dilakukan pada tanggal 15-22 Maret 2012 di Kaliurang-Jogja untuk gelombang pertama wilayah Surakarta dan Yogyakarta serta sekitarnya dibawah naungan KMW/OC 5 Jawa Tengah dan ada juga yang gelombang kedua setelah gelombang pertama telah dilaksanakan. Hal ini sudah menjadikan agenda tahunan bagi faskel untuk dikuatkan kembali agar komitmen serta perubahan beberapa strategi yang akan dilakukan di kegiatan didampingan masing-masing yang arañilla ditingkat lapang diharapkan hasil lebih baik dan maksimal untuk masyarakat.
PNPM-MP  Selalu Di Kenang
            Program PNPM-MP merupakan salah satu program dibawah kebijakan payung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang dikembangkan Pemerintah Indonesia untuk mencapai MDGs 2015.  Sebagai salah satu program penanggulangan kemiskinan yang bertujuan mengurangi 50% penduduk miskin di tahun 2015, PNPM Mandiri Perkotaan meyakini bahwa pendekatan yang efektif untuk penanggulangan kemiskinan adalah perubahan perilaku masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dan penguatan kapasitas pemerintah daerah menuju terwujudnya kondisi good governance.
Proses pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan-kembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan, nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai landasan kokoh membangun masyarakat mandiri dan sejahtera. Proses ini dibangun bersama-sama masyarakat sejak pengenalan kondisi (masalah dan potensi), perumusan cita-cita bersama, pengidentifikasian kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan program hingga pelaksanaan monitoring-evaluasi. Penguatan institusi masyarakat oleh masyarakat sendiri dilakukan dengan mengembangkan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Lembaga inilah, bersama perangkat pemerintahan desa/kelurahan, swasta, organisasi masyarakat sipil dan pelaku lainnya, diharapkan menjadi motor pengembangan masyarakat.
Apa yang dilakukan di tingkat kelurahan/desa tersebut tak akan berarti apabila tak seiring sejalan dengan visi pembangunan pemerintahan kota/kabupaten. Karena itu, penguatan peran dan kapasitas pemerintah daerah dan stakeholder kota mutlak diperlukan untuk mengedepankan peran dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat, terutama penanggulangan kemiskinan. Seperti halnya masyarakat kelurahan/desa, penguatan ini dilakukan melalui pelibatan intensif pemda pada pelaksanaan siklus kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan. Sebagai motor penggerak, program ini berupaya memperkuat peran dan kapasitas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD). TKPKD inilah yang diharapkan mampu menyusun Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) dan PJM Pronangkis kota/kabupaten berbasis aspirasi dan program masyarakat (PJM Pronangkis Kelurahan).
Dalam buku panduan PNPM mandiri Perkotaan sejatinya Tujuan PNPM Mandiri adalah yang Pertama, Mewujudkan masyarakat Berdaya dan Mandiri, yang mampu mengatasi berbagai persoalan kemiskinan di wilayahnya, sejalan dengan kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Kedua, Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam menerapkan model pembangunan partisipatif yang berbasis kelembagaan masyarakat serta pendekatan kemitraan masyarakat dengan pemerintah dan kelompok peduli setempat. Ketiga, Mewujudkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan sesuai kebijakan PNPM. Keempat, Meningkatkan Capaian manfaat program kepada Kelompok sasaran (masyarakat miskin) semakin efektif, ditandai adanya peningkatan IPM-MDGs.
Kelembagaan Penguatan Kapasitas
Untuk memastikan komitmen pembelajaran ini tercapai secara terencana, PNPM Mandiri Perkotaan mengembangkan struktur berjenjang tim capacity building sebagai berikut.










Sumber: buku panduan PNPM-MP
Dari bagan diatas ini sudah jelas bahwa sebenarnya apa yang kita lakukan adalah membangun kekuatan serta persamaan persepsi agar apa yang kita lakukan tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan oleh Program PNPM Mandiri Perkotaan tetapi jika ditingkat lapangan semua persoalan berbeda penangannya jadi sesaui dengan apa yang menjadi maslah ditingak lapang. Tidak bisa masalah didesa A cara penyelesainnya harus sama yang ada di desa B, akan tetapi pembelajaran dari cara penanganan desa A tersebut bisa dijadikan bagian proses belajar untuk penyelesian di masalah desa B begitu seterusnya.
Harapan Dari Pelatihan
Bagaimana proses belajar dilaksanakan?  Pada umumnya dalam pelaksanaan kegiatan belajar para fasilitator untuk berbagai pengalaman atau sharing tetapi terfokus dan terstruktur agar apa yang kita lakukan dalam pelatihan ini bermakna. Karena belajar bukan hanya dianggap sebagai orang yang akan menerima pengetahuan dari pihak luar (guru, instruktur, atau yang lainnya). Dalam kasus – kasus pembelajaran tersebut pihak “pengajar” lah yang lebih banyak memberikan arahan – arahan, penjelasan – penjelasan dan bicara lebih banyak. Faskel belajar hanya menjadi pendengar, sehingga tidak banyak memperoleh kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya, semoga ini tidak terjadi dipelatihan penguatan faskel kali ini.
Kenyataannya faskel belajar juga sebetulnya mempunyai pengetahuan dan pengalaman masing – masing yang bisa dibagikan  kepada yang lainnya, oleh karena itu berkembanglah proses pembelajaran partisipatif. Dalam proses pembelajaran partisipatif faskel belajar diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, bertanya dan tukar pengalaman melalui proses – proses dialog dalam diskusi kelompok, tanya jawab , presentasi dan cara–cara lainnya. Dengan memberikan kesempatan kepada Faskel belajar untuk mengemukakan pendapat dan pengalamannya, biasanya proses pembelajaran akan lebih efektif. Bukan hanya proyek semata dari Pusat, Wilayah, Kabupaten, apalagi pesanan dari berbagai Donatur yang ada terkait proyek semata. Proses belajar bersama Faskel dan konsultan bukanlah proses yang  hanya terjadi satu kali, akan tetapi berjalan secara menerus dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan bersama.
Untuk mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan serta harapan peserta, kita harus mengetahui perkembangan kemajuan yang ada bukan pada posisi SIM semata tetapi tingkat lapang yang terjadi sesuangguhnya seperti apa. Mengukur atau mengetahui perkembangan kemajuan, baik menyangkut kemajuan Faskel maupun kemajuan cara – cara kita memfasilitasi proses belajar dengan cara yang runtut biasa disebut evaluasi atau penilaian. Penilaian ini bisa dilakukan pada saat proses belajar sedang berlangsung, setelah proses selesai dengan cara – cara formal maupun informal. Penilaian menyangkut kepada : 1) Apa saja yang berhasil dan faktor apa yang menyebabkan berhasil; 2) Apa saja yang gagal dan faktor apa yang menyebabkan kegagalan? Dan 3) Proses perubahan apa yang terjadi pada Faskel saat mengikuti pelatihan ? ini yang perlu disikapi pasca pelatihan agar evaluasi ini menjadikan lebih baik karena sejatinya yang suka perintah itu Faskel bukan LKM. Kesalahan bukan pada LKM tetapi Faskelah yang perlu intropeksi diri karena mereka yang digaji sedangkan LKM tidak.
Semoga ini bisa menjadika bagian masukan ketika kita melakukan pelatihan seperti kali ini yang dilakukan untuk membuat perubahan yang berarti di Program PNPM mandiri perkotaan. Harapan saya semakin besar agar belajar ini bisa membuat saya dan temen-temen lebih baik dalam melakukan tugas yang mulai ditingkat lapang, bukan hanya pelatihan ini menjadikan pindah tidur serta pindah makan bahkan hanya kumpul-kumpul antar faskel, tetapi makna yang terkandung dalam kitab PNPM-MP tidak dibedah secara mendalam terkait apa yang akan kita bawa ditingkat lapang. Selamat kawan-kawan faskel semua semoga dengan pelatihan ini kita bisa saling terbuka dalam diskusi serta saling tukar ilmu agar apa yang kita harapkan PNPM-MP 2012 lebih baik itu tercapai. Semoga!





1 komentar: