Resolusi Apa Revolusi, Sebuah hasil
Menarik
tulisannya Mas Tomy Risqi Sub TA
Capacity Building KMP Wil. II PNPM Mandiri Perkotaan terkait dengan resolusi hasil TOT Pemandu
nasional yang dilaksanakan beberapa hari di Lembang Bandung, ia menginginkan
hasil ini bukan hanya sebatas sebagai prasasti dan tidak jalan apa yang sudah
di bahas hampir satu mingguan di hotel Kota Bandung. Bahkan optimisme dalam
tulisannya sampai berulang kali menanyakan terkait mau dik emanakan BKM kita di
tengah pesatnya laju pembangunan? Menguatkan kapasitas leadership,
demokratisasi, entrepreneurship, daya saing, bermitra atau…maksudnya
yang lainnya?
Mengutip apa
yang ditulis Tomy Risqi seperti yang ditulis pertanyaan-pertanyaan itu
tak lagi menghantui peserta Training of Trainer (ToT) Pemandu Nasional di
Lembang Bandung. Di penghujung ToT, tepatnya pada acara penutupan, para Korkot
dan Askot Mandiri se-Nusantara, yang notabene adalah para peserta ToT, telah
bersumpah menegakkan sejumlah komitmen untuk menjawabnya. Komitmen
yang diikrarkan tersebut terbungkus dalam sebuah visi yang berbunyi “BKM
yang Visioner dan Profesional adalah BKM yang Memiliki Integritas Tinggi Dalam
Melayani Masyarakat Miskin”.
Itulah kiranya
hasil dari beberapa hal yang dilakukan kegiatan disana, maaf Faskel dan BKM
tidak ada yang ikut karena itu memang bukan acara untuknya, apalagi Askot.
Karena itu nantinya akan dilakukan sembilan OC/KMW se-Indonesia, masing-masing
terkait dengan oleh-oleh dari menjalankan misi yang sangat mulia terkait dengan
10 Resolusi Bandung versi saya.
Yang sejatinya
akan dilakukan untuk dituangkan kepada Askot/Faskel yang melakukan tentunya
Korkot masing-masing dan baru Faskel melakukan hal tersebut kepada BKM/UP-UP,
setelah itu baru kepada KSM/Masyarakat begitulah jalan alur yang mungkin akan
dilakukan oleh hasil 10 resolusi tersebut agar segera sampai pada tujuan yang
sebenarnya itu kalau di kalangan konsultan beda lagi dengan birokrat atau
pemerintahan wilayah maupun daerah .
Melihat,
membaca serta mempelajari secara mendalam dan mengkaborasikan kepada otak,
pikiran, hati serta realita lapangan yang selalu saya lakukan. Terkait dengan visi
tersebut kemudian dijabarkan dalam 10 statement yang tertuang dalam
resolusi penting, sebagai berikut:
· Wujudkan Produktivitas BKM melalui
Kegiatan Kemitraan
· Tingkatkan Kapasitas dan Komitmen Pelaku
Program
· Tingkatkan kemandirian BKM melalui
Kaderisasi
· Lakukan Integrasi dan Sinergi Program
· Sederhanakan Administrasi dan Lebih
Utamakan Substansi
· Bekerja dengan sepenuh hati untuk mencapai
prestasi
· Memasyarakatkan Siklus Pembangunan
Partisipatif
· Wujudkan Zero Corruption di berbagai pihak
· Ciptakan KSM yang kreatif dan Produktif
·
Tingkatkan
Integritas Pendampingan
Poin
pertama ini sangat menarik karena selalu digembar-gemborkan terkait dengan
tercapainya BKM yang mandiri dan selalu semangat dalam membangun tim sesama
anggota dan kompak agar semua bisa dipercaya oleh lembaga lain maka terjadilah
kegiatan saling percata dan lahir kemitraan tentang apa saja oleh BKM.
Saya
percaya itu semua bisa dilakukan terkait dengan pendampingan hal ini memang
menjadi cacatan saya tersendiri terkait dengan pendampingan dilapangan saya
kira perbedaan Desa dan Kelurahan bisa menjadikan tolak ukur BKM bisa berhasil
apa tidak, tetapi lebih mudahnya di Kelurahan karena secara struktur dan
legalitas lebih mudah ketimbang Desa yang penuh dengan kekuasaan pribadi karena
merasa pilihan langsung (jadi raja kecil) Kepala Desanya.
Maka mau
dibawa kemana jika BKM Desa yang penuh tantangan serta perlu juga pendampingan
yang ekstra. Ini malah yang perla kita revolusi ulang terkait dengan BKM yang
ada di Desa karena banyak juga program yang lain masuk seperti PPIP, PPK,
Pansimas, dll. Saya ingatkan semua juga pakai BOP tetapi lebih leluasa
ketimbang PNPM-MP kata temen2 yang menjalankan di Desa.
Dalam hal
ini saya tidak akan membahas satu persatu terkait dengan resolusi tersebut
tetapi saya lebih mengingatkan kesadaran apa yang dilakukan disumpah demi Tuhan
disana jika realisasinya dilapangan atau kembali kewilayah masing-masing akan
sangat berbeda dengan ketika nanti ketemu dengan para pemipinnya masing-masing
di daerah maupun di wilayah. Cuma mengingatkan manusia tidak ada yang sempurna
tetapi ada kok berbeda penafsiran maupun pandanagan terkait dengan resolusi
tersebut dari sekian Korkot yang datang. La wong penafsiran kegiatan sosial aja
dari korkot satu kekorkot yang lain udah beda apa lagi resolusi tersebut yang
bahasanya penuh dengan makna.
Maaf semua
isu atau resolusi itu saya kira tidak asing lagi kepada kita sebagai pelaku
PNPM Mandiri perkotaan dari BKM/UP-UP maupun KSM/Masyarakat, bahkan
Fasilitator. Yang sangat menarik karena Faskel CD, tidak punya output terkait
keterlibatannya di PNPM Mandiri Perkotaan ini. Sampai-sampai pernah di kordinasi
Korkot di OC/KWM bingung terkait dengan Tupoksinya Faskel CD karena tidak punya
gawean (kerjaan), biasanya temen-temen Faskel Teknik dan Ekonomi bilang,
hahhaha. Maka ada yang berkeinginan jadi rohnya Tim biar tidak gentayangan
seperti Setan serta tidak makan gaji haram karena tidak punya kerjaan.
Jadi kalau
saya baca 10 resolusi itu tidak asing sebenarnya karena inti ajaran PNPM
Mandiri Perkotaan dan di beberapa kitab PNPM mandiri perkotaan, serta buku
panduan sudah banyak yang dikupas dan dtuangkan di dalamnya kalau sering
membaca. Saya mempunyai pendapat terkait isi resulosi tersebut, pribadi saya sering
sharing/diskusi kepada Dade Saripudin (Korkot Sukoharjo-Jateng) terkait masalah
yang mendasar dari PNPM Mandiri Perkotaan masa kini adalah:
Pertama, Kejenuhan para pelaku PNPM Mandiri
Perkotaan seperti BKM/UP-UP, KSM/Masyarakat bahkan Askot/Faskelnya yang
terlibat pada saat ini. Pertanyaan yang mendasar untuk melakukan agar tidak
jenuh bagaimana caranya ini yang harus dipecahkan bersama oleh semua
sebetulnya, rolingan Korkot/Askot/Faskel, Pemilu BKM, Pelatihan-pelatihan
BKM/UP-UP, KSM/Masyarakat bahkan Faskel dengan cara KBIK belajar bersama
terkait dengan sharing pengalaman, datangkan motivator internasional. Apa yang
penting program jalan terus yang Dana BKM bisa termanfaat dan bisa di caikan di
KSM/Masyarakat walaupun secara administrasi rapi tapi tidak peduli dengan
hasilnya. Dan ini perlu diskusi dan membuat strategi serta memetakan apa yang
menjadikan kita jenuh?
Kedua,
Ketauladan/panutan ini yang menjadikan masalah yang sangat
besar sebetulnya karena ini lebih kepada intropeksi diri atau refleksi terkait
dengan apa yang kita lakukan di masyarakat. Seperti resolusi diatas jika semua
itu para pemimpin diatas tidak menjadikan tauladan atau panutan ya sudah hanya
resolusi tertulis di tinta/prasasti. Contoh sederhana saja jika kita menyuruh
tidak korupsi tetapi yang diatas melakukan itu ya sudah hancurlah apa yang kita
lakukan maka ini penting. Biasanya Pak Dade mengkasih contoh sederhana seperti
ini ada pak dokter menyuruh paseinnya tidak boleh merokok tetapi di lain hari
pasien itu ketemu pak dokter yang menyuruhnya tidak merokok, malah dokter tersebut
merokok. Inilah contoh yang sangat sederhana terkait dengan panutan atau
ketauladanan. Karena masyarakat bohong itu ya ada yang ditiru, jadi jangan
salahkan mereka berbuatlah baik dan jadi contoh masyarakat jika program ini mau
berjalan dengan baik kalau tidak ya REVOLUSI saja untuk semua.
PELATIHAN PENGUATAN FASKEL APA YANG KAMU CARI?
Dalam akhir-akhir
ini sangat di sibukan oleh beberapa kegiatan masyarakat yang sangat menyita
waktu salah satunya adanya pencairan kegiatan BLM LKM di beberapa desa
dampingan yang mana dana sudah dicairkan direkening LKM oleh KPPN sudah sejak
bulan Desember baru bisa dilakukan pencairan di bulan Maret ini. Karena ada
beberapa yang memang kegiatan lain yang segera dilakukan salah satunya
pelatihan UP-UP dan Pelatihan UPK dan KSM-KSm yang harus segera diselesaikan
oleh beberapa Tim Faskel di berbagai Kabupaten.
Dengan kegiatan pencairan BLM
dimasyarakat ini seharusnya bulan maret ini selesai karena ada beberapa peraturan
yang diperlakukan oleh pemerintah terkait dengan peraturan masalah dana BLM harus
di cairkan bulan maret ini jika tidak akan ditarik oleh negara. Inilah yang
sangat mendasar bagi kita dalam pelaksanaan kegiatan BLM yang ada, seolah-olah
kami melakukan pemaksaan kepada LKM agar semua kegiatan sudah dilakukan serta dana
bisa dicairkan kepada penerima manfaat/KSM. Tapi apa yang terjadi target yang
sudah dilakukan koordinasi oleh Korkot masing-masing ada beberapa kendala
karena inilah sejati kebiasaan yang sangat menyita waktu karena semua harus
selesai kegiatan BLM karena sudah akan muncul lagi BLM tahun 2012 yang berbeda
dalam pemberlakuannya.
Saat yang dinanti dalam kegiatan
yang tidak untuk pendampingan kepada masyarakat/LKM yang ada di desa dampingan.
Karena kegiatan pelatihan penguatan Faskel yang diikuti oleh semua fasilitator
dan kegiatan ini yang akan dilakukan pada tanggal 15-22 Maret 2012 di
Kaliurang-Jogja untuk gelombang pertama wilayah Surakarta dan Yogyakarta serta
sekitarnya dibawah naungan KMW/OC 5 Jawa Tengah dan ada juga yang gelombang
kedua setelah gelombang pertama telah dilaksanakan. Hal ini sudah menjadikan
agenda tahunan bagi faskel untuk dikuatkan kembali agar komitmen serta
perubahan beberapa strategi yang akan dilakukan di kegiatan didampingan
masing-masing yang arañilla ditingkat lapang diharapkan hasil lebih baik dan
maksimal untuk masyarakat.
PNPM-MP Selalu Di Kenang
Program PNPM-MP merupakan salah satu program dibawah
kebijakan payung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri yang
dikembangkan Pemerintah Indonesia untuk mencapai MDGs 2015. Sebagai salah satu program penanggulangan
kemiskinan yang bertujuan mengurangi 50% penduduk miskin di tahun 2015, PNPM
Mandiri Perkotaan meyakini bahwa pendekatan yang efektif untuk
penanggulangan kemiskinan adalah perubahan perilaku masyarakat melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat dan penguatan kapasitas pemerintah daerah
menuju terwujudnya kondisi good governance.
Proses pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan-kembangkan
kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan,
nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
sebagai landasan kokoh membangun masyarakat mandiri dan sejahtera. Proses ini
dibangun bersama-sama masyarakat sejak pengenalan kondisi (masalah dan
potensi), perumusan cita-cita bersama, pengidentifikasian kebutuhan,
perencanaan, pelaksanaan program hingga pelaksanaan monitoring-evaluasi.
Penguatan institusi masyarakat oleh masyarakat sendiri dilakukan dengan
mengembangkan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Lembaga inilah, bersama
perangkat pemerintahan desa/kelurahan, swasta, organisasi masyarakat sipil dan
pelaku lainnya, diharapkan menjadi motor pengembangan masyarakat.
Apa yang dilakukan di tingkat kelurahan/desa tersebut tak akan berarti
apabila tak seiring sejalan dengan visi pembangunan pemerintahan
kota/kabupaten. Karena itu, penguatan peran dan kapasitas pemerintah daerah dan
stakeholder kota mutlak diperlukan untuk mengedepankan peran dan tanggung jawab
pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat, terutama penanggulangan
kemiskinan. Seperti halnya masyarakat kelurahan/desa, penguatan ini dilakukan
melalui pelibatan intensif pemda pada pelaksanaan siklus kegiatan PNPM Mandiri
Perkotaan. Sebagai motor penggerak, program ini berupaya memperkuat peran dan
kapasitas Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD). TKPKD inilah
yang diharapkan mampu menyusun Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (SPKD) dan PJM Pronangkis kota/kabupaten berbasis aspirasi dan program
masyarakat (PJM Pronangkis Kelurahan).
Dalam buku panduan PNPM mandiri Perkotaan sejatinya Tujuan PNPM Mandiri adalah
yang Pertama, Mewujudkan
masyarakat Berdaya dan Mandiri, yang mampu mengatasi berbagai persoalan
kemiskinan di wilayahnya, sejalan dengan kebijakan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Kedua, Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam menerapkan model
pembangunan partisipatif yang berbasis kelembagaan masyarakat serta pendekatan
kemitraan masyarakat dengan pemerintah dan kelompok peduli setempat. Ketiga,
Mewujudkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan masyarakat
dalam rangka penanggulangan kemiskinan sesuai kebijakan PNPM. Keempat, Meningkatkan
Capaian manfaat program kepada Kelompok sasaran (masyarakat miskin) semakin
efektif, ditandai adanya peningkatan IPM-MDGs.
Kelembagaan Penguatan Kapasitas
Untuk memastikan komitmen pembelajaran ini tercapai secara terencana, PNPM
Mandiri Perkotaan mengembangkan struktur berjenjang tim capacity building
sebagai berikut.
Sumber: buku panduan PNPM-MP
Dari bagan diatas ini sudah jelas bahwa sebenarnya apa yang kita lakukan
adalah membangun kekuatan serta persamaan persepsi agar apa yang kita lakukan
tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan oleh Program PNPM Mandiri
Perkotaan tetapi jika ditingkat lapangan semua persoalan berbeda penangannya
jadi sesaui dengan apa yang menjadi maslah ditingak lapang. Tidak bisa masalah
didesa A cara penyelesainnya harus sama yang ada di desa B, akan tetapi
pembelajaran dari cara penanganan desa A tersebut bisa dijadikan bagian proses
belajar untuk penyelesian di masalah desa B begitu seterusnya.
Harapan Dari Pelatihan
Bagaimana proses belajar dilaksanakan? Pada umumnya dalam pelaksanaan kegiatan
belajar para fasilitator untuk berbagai pengalaman atau sharing tetapi terfokus
dan terstruktur agar apa yang kita lakukan dalam pelatihan ini bermakna. Karena
belajar bukan hanya dianggap sebagai orang yang akan menerima pengetahuan dari
pihak luar (guru, instruktur, atau yang lainnya). Dalam kasus – kasus
pembelajaran tersebut pihak “pengajar” lah yang lebih banyak memberikan arahan
– arahan, penjelasan – penjelasan dan bicara lebih banyak. Faskel belajar hanya
menjadi pendengar, sehingga tidak banyak memperoleh kesempatan untuk bertanya
atau mengemukakan pendapatnya, semoga ini tidak terjadi dipelatihan penguatan
faskel kali ini.
Kenyataannya faskel belajar juga sebetulnya mempunyai pengetahuan dan
pengalaman masing – masing yang bisa dibagikan
kepada yang lainnya, oleh karena itu berkembanglah proses pembelajaran
partisipatif. Dalam proses pembelajaran partisipatif faskel belajar diberi
kesempatan untuk mengemukakan pendapat, bertanya dan tukar pengalaman melalui
proses – proses dialog dalam diskusi kelompok, tanya jawab , presentasi dan
cara–cara lainnya. Dengan memberikan kesempatan kepada Faskel belajar untuk
mengemukakan pendapat dan pengalamannya, biasanya proses pembelajaran akan
lebih efektif. Bukan hanya proyek semata dari Pusat, Wilayah, Kabupaten,
apalagi pesanan dari berbagai Donatur yang ada terkait proyek semata. Proses
belajar bersama Faskel dan konsultan bukanlah proses yang hanya terjadi satu kali, akan tetapi berjalan
secara menerus dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan bersama.
Untuk mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan bermanfaat dan sesuai
dengan kebutuhan serta harapan peserta, kita harus mengetahui perkembangan
kemajuan yang ada bukan pada posisi SIM semata tetapi tingkat lapang yang
terjadi sesuangguhnya seperti apa. Mengukur atau mengetahui perkembangan
kemajuan, baik menyangkut kemajuan Faskel maupun kemajuan cara – cara kita
memfasilitasi proses belajar dengan cara yang runtut biasa disebut evaluasi
atau penilaian. Penilaian ini bisa dilakukan pada saat proses belajar sedang
berlangsung, setelah proses selesai dengan cara – cara formal maupun informal.
Penilaian menyangkut kepada : 1) Apa saja yang berhasil dan faktor apa yang
menyebabkan berhasil; 2) Apa saja yang gagal dan faktor apa yang menyebabkan
kegagalan? Dan 3) Proses perubahan apa yang terjadi pada Faskel saat mengikuti
pelatihan ? ini yang perlu disikapi pasca pelatihan agar evaluasi ini
menjadikan lebih baik karena sejatinya yang suka perintah itu Faskel bukan LKM.
Kesalahan bukan pada LKM tetapi Faskelah yang perlu intropeksi diri karena
mereka yang digaji sedangkan LKM tidak.
Semoga ini bisa menjadika bagian masukan ketika kita melakukan pelatihan
seperti kali ini yang dilakukan untuk membuat perubahan yang berarti di Program
PNPM mandiri perkotaan. Harapan saya semakin besar agar belajar ini bisa
membuat saya dan temen-temen lebih baik dalam melakukan tugas yang mulai
ditingkat lapang, bukan hanya pelatihan ini menjadikan pindah tidur serta
pindah makan bahkan hanya kumpul-kumpul antar faskel, tetapi makna yang
terkandung dalam kitab PNPM-MP tidak dibedah secara mendalam terkait apa yang
akan kita bawa ditingkat lapang. Selamat kawan-kawan faskel semua semoga dengan
pelatihan ini kita bisa saling terbuka dalam diskusi serta saling tukar ilmu
agar apa yang kita harapkan PNPM-MP 2012 lebih baik itu tercapai. Semoga!
semangat....
BalasHapus